Indonesia – Perdarahan dari Miss V setelah berhubungan ternyata wajar terjadi pada wanita usia subur. Meski tergolong normal, kondisi ini biasa disebut dengan perdarahan pascakoitus itu juga bisa menunjukkan penyakit. Lalu, apa saja penyebab keluar darah dari vagina setelah berhubungan seks?
Durasi dan jumlah darah yang keluar setelah berhubungan seks bisa berbeda-beda. Mungkin seseorang hanya akan mengalami flek atau bercak darah setelah berhubungan seks. Namun, pada beberapa orang, bisa juga terjadi pendarahan sehingga perlu memakai pembalut dan berlangsung selama beberapa hari.
Penyebab Miss V Berdarah Setelah Berhubungan Seks

Banyak wanita mungkin bertanya-tanya penyebab Miss V berdarah setelah berhubungan seks saat tidak menstruasi. Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut.
1. Merobek selaput dara
Robekan pada selaput dara atau selaput dara bisa menimbulkan keluhan pendarahan setelah berhubungan seks. Banyak orang menganggap ini sebagai momen ketika seorang wanita kehilangan keperawanannya. Namun, pria dan wanita sebaiknya tidak langsung fokus pada anggapan ini.
Hal ini dikarenakan bentuk dan elastisitas selaput dara berbeda pada setiap wanita. Kemungkinan saat pertama kali bercinta, selaput dara tidak robek agar Miss V tidak mengeluarkan darah. Selain itu, robekan pada selaput dara juga dapat terjadi selain karena aktivitas seksual, misalnya akibat jatuh atau olahraga tertentu.
2. Kurang Pelumasan
Kurangnya pelumasan atau lubrikasi sebelum berhubungan seks dapat menyebabkan luka yang jika dipaksakan dapat menyebabkan pendarahan. Singkatnya, kurangnya lubrikasi saat berhubungan seks bisa menyebabkan lecet akibat gesekan penis pada Miss V.
Akibatnya, darah akan keluar setelah berhubungan badan. Untuk memastikan pelumasan cukup, lakukan foreplay hingga vagina lembab sebelum melanjutkan penetrasi.
3. Iritasi vagina
Penyebab umum perdarahan setelah berhubungan seksual adalah iritasi vagina. Hal ini bisa terjadi karena seseorang baru pertama kali berhubungan seks atau sudah lama tidak berhubungan seks. Jadi, saat penis menembus ke dalam vagina, gesekan bisa menimbulkan luka di sekitar liang vagina.
4. Infeksi seksual
Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan berbagai gejala pada vagina. Misalnya gatal, nyeri panggul, perih, keputihan, dan sering buang air kecil yang menimbulkan rasa nyeri.
Setiap IMS memiliki gejalanya sendiri, tetapi peradangan akibat infeksi apa pun dapat menyebabkan pendarahan vagina.
5. Radang leher rahim (serviks)
Servisitis adalah kondisi peradangan yang sering disebabkan oleh infeksi menular seksual. Misalnya peradangan yang disebabkan oleh berbagai kuman gonore, trikomonas, klamidia bahkan herpes.
Pada kondisi serviks, serviks akan berwarna merah, bengkak, bernanah, dan mudah berdarah jika disentuh. Salah satu hal ini dapat terjadi selama hubungan seksual.
6. Penyakit radang panggul
Radang panggul dapat terjadi ketika organ kewanitaan di dalam panggul mengalami peradangan. Mulai dari ovarium, saluran tuba, hingga rahim. Peradangan ini juga dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti demam, nyeri pada perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan, dan keluar darah setelah berhubungan.
7. Vaginitis atrofi
Vaginitis atrofi adalah nama lain untuk kekeringan vagina. Kondisi ini bisa terjadi ketika produksi cairan di vagina mulai berkurang. Biasanya terjadi setelah wanita memasuki masa menopause.
Vagina yang kering membuatnya lebih mudah terluka saat berhubungan seks. Akibatnya, pendarahan miss v sama saja dengan pendarahan akibat iritasi.
Nah, itulah salah satu penyebab Miss V berdarah setelah berhubungan seks. Pada dasarnya, situasi ini normal. Namun jika disertai rasa nyeri yang tidak kunjung reda, darah tidak berhenti mengalir dan menimbulkan nyeri dan nyeri pada vagina, Anda perlu segera ke dokter.