Indonesia – Perkembangan internet banyak membantu pekerjaan manusia. Namun, tidak jarang pembangunan disalahgunakan.
Salah satunya adalah plagiarisme dengan fasilitas copy paste yang disediakan sehingga Anda tidak perlu mengetik ulang kata dan memakan waktu lama.
“Namun fasilitas ini menyebabkan masyarakat menjadi malas terutama dalam bidang pendidikan seperti mahasiswa dan dosen serta mahasiswa dan dosen yang menginginkan serba cepat dalam membuat karya tulis,” ujar IKAL Lemhanas PPPA 64 Evan Steven Liow, dalam pernyataannya saat kegiatan literasi digital #morecappeddigital 2023 untuk masyarakat di Kabupaten Minahasa, Sulawesi.

Dikatakannya, plagiarisme akhir-akhir ini menjadi masalah serius, terutama di lembaga pendidikan. Konten digital di internet juga menjadi sasaran empuk karena mudah dijiplak dan dipindahkan kontennya, namun sepandai-pandainya pelaku plagiarisme tetap bisa terdeteksi dan berbahaya jika ketahuan karena terkait dengan seseorang. reputasi.
Berbagai faktor mendorong terjadinya plagiarisme di era online salah satunya karena mudah dilakukan, selain itu juga terdapat alasan mengapa pelakunya malas membaca dan menganalisa serta pelaku yang melakukan penelitian tidak mengikuti prosedur. .
Dari segi hukum, ada ganjaran dari plagiarisme karena Indonesia sudah memiliki landasan hukum.
Antara lain ada UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Pasal 12 UU No. 19 tentang Ciptaan yang Dilindungi, dan beberapa pasal lainnya. Untuk menghindari plagiarisme, menurut Erwin, pengguna media digital harus cakap dalam bidang digital, artinya tidak hanya dapat menggunakan gadget atau gawai tetapi juga dapat mengakses, memanfaatkan, memahami, dan mendistribusikan konten dengan sebaik mungkin.
Beliau juga memberikan tips bagaimana menggunakan teknologi tanpa plagiarisme yaitu jika mengutip dari suatu sumber maka perlu mencantumkan asal sumbernya. Hal ini dimaksudkan sebagai cara menghargai karya orang lain, dan memperkaya tulisan dengan tidak menggunakan argumentasi sendiri.
“Untuk memastikan karya tersebut tidak mengandung unsur plagiarisme, gunakan alat pengecekan plagiarisme seperti Grammarly, Plagramme atau plagscan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Webinar Semakin Berkemampuan Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Semakin Berkemampuan Digital yang diprakarsai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Cybercreating.
Kali ini pembicara program Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi budaya digital antara lain Kepala Dinas Pendidikan Sulut, dr. Liesje GL Punuh, IKAL Lemhanas PPPA 64, Evan Steven Liow, dan Dosen STIKOM ITB, Muhammad Riza Hilmi.