Indonesia – Raja Charles III akan resmi dinobatkan pada Sabtu (6/5/2023) waktu setempat. Segala sesuatu tentang peristiwa bersejarah ini terus dibicarakan, salah satunya tentang pakaian yang akan dikenakan oleh Raja dan Ratu yang baru.
Dilansir BBC, Raja Charles III berencana mengenakan jubah mewah berlapis emas, dari generasi ke generasi. Untuk penobatan, ayah Pangeran William akan diberikan mantel lengan panjang berwarna emas berkilau untuk dikenakan yang disebut Supertunica.
Jubah emas dibuat untuk George V pada tahun 1911 dan telah dikenakan pada penobatan berturut-turut termasuk oleh mendiang Ratu Elizabeth II.
Beratnya sekitar 2kg, terbuat dari kain emas – benang sutra yang dibungkus dengan potongan tipis logam berlapis emas atau perak – dan disulam dengan motif arab dan bunga.
Di atas Supertunica, akan ada jubah setinggi lantai yang disebut Imperial Mantle, atau Robe Royal, dibuat untuk George IV pada tahun 1821 – dengan berat 3-4kg.
Mantel, yang akan diikatkan di dada dengan jepitan elang emas, terinspirasi oleh ansambel penobatan kuno dan gaya kependetaannya dimaksudkan untuk melambangkan keilahian kerajaan.
Terbuat dari kain emas, dihiasi dengan motif termasuk fleur-de-lis, serta elang kekaisaran, dan lambang bunga nasional mawar merah jambu, thistle biru, dan shamrock hijau.
Gaun ini telah dikenakan oleh raja sebelumnya termasuk Ratu Elizabeth II selama penobatannya pada tahun 1953. Jubah upacara memiliki berat lebih dari mahkota yang beratnya sekitar 2,23kg.
Jubah itu mengingatkan pada upacara penobatan, jelas Caroline de Guitaut, wakil surveyor Royal Works of Art di Royal Collection Trust.
“Ini jelas memiliki makna sejarah yang besar, tetapi juga penting karena sifat sakral penggunaannya selama bagian pentahbisan upacara penobatan,” katanya.
Gaun itu biasanya disimpan di Menara London dan merupakan bagian dari gaun penobatan.
Merupakan tradisi bagi raja baru-baru ini untuk menggunakan kembali pakaian, seperti yang terjadi pada Raja Charles, tetapi mereka biasanya memiliki sabuk pedang dan sarung tangan penobatan baru untuk dikenakan selama upacara.
Namun dalam langkah yang bertujuan untuk membuat acara tersebut lebih berkelanjutan, Raja Charles III telah memutuskan untuk menggunakan kembali ikat pinggang dan sarung tangan yang dikenakan oleh kakeknya George VI – raja laki-laki terakhir.
“Itu adalah keputusan pribadi Raja”, kata Ms de Guitaut, menambahkan bahwa barang-barang itu tetap dalam kondisi luar biasa.
“Dan sesuai dengan ide keberlanjutan dan efisiensi untuk menggunakan kembali limbah ini,” tambahnya.
Sabuk pedang dari tahun 1937, juga dikenal sebagai Korban Penobatan, terbuat dari kain bersulam emas dan memiliki gesper emas yang dicap dengan lambang nasional.
Selama konsekrasi, itu akan ditempatkan di pinggang Raja, di atas Supertunica, dan memiliki klip emas yang digunakan untuk memasang Pedang Persembahan permata, yang melambangkan kemampuan untuk memutuskan antara yang baik dan yang jahat.
Sementara itu, satu sarung tangan penobatan, juga dikenal sebagai Gauntlet Penobatan, akan berada di tangan kanan Raja Charles saat ia memegang Tongkat dengan Salib selama penobatan.
Itu terbuat dari kulit putih dan manset besar dibordir dalam bentuk lambang nasional termasuk mawar Tudor, thistle, shamrock, daun oak dan biji pohon ek. Punggung tangan memiliki coronet adipati bersulam di atas lambang keluarga Dukes of Newcastle.
Raja Charles akan tiba di Westminster Abbey mengenakan jubah merah George VI yang akan dia serahkan.
Kemudian untuk pentahbisan dia akan mengenakan pakaian putih tanpa lengan yang disebut Colobium Sindonis – bahasa Latin untuk tunik kain kafan – dan juga akan diberi pita sutra emas bersulam panjang di bahu, yang dikenal sebagai Coronation Steal.
Di akhir upacara, Raja akan berganti pakaian menjadi jubah ungu George VI dan meninggalkan Biara.
