Indonesia – Cock ring atau cincin penis banyak digunakan oleh para pria, karena dipercaya dapat memberikan kepuasan seksual yang lebih baik. Pasalnya, selain bisa membuat ereksi semakin besar dan keras, penis ring juga bisa membantu pria bertahan lebih lama saat berhubungan seks bahkan membantu pasangan mencapai orgasme.

Sayangnya, tidak banyak pria yang memahami risiko di balik penggunaannya. Baru-baru ini, sebuah utas di Twitter menyoroti korban cincin penis, yang tidak dapat melepaskan objek dari penis mereka dan harus menghubungi Departemen Pemadam Kebakaran untuk meminta bantuan.

“Daftar sarung cincin penis yang dioperasikan oleh petugas pemadam kebakaran (atau lainnya),” tulis cuitan tersebut, seperti dikutip Indonesia dari akun Twitter @BNGPY pada Kamis (4/5/2023).

Daftarnya pun cukup beragam, tidak hanya dari laki-laki di Indonesia, tapi juga dari luar negeri, seperti Malaysia hingga Jerman. Tentu saja, banyak orang bertanya-tanya mengapa banyak pria ‘iseng’ mencoba menggunakan cincin penis di penis mereka.

“Bagi yang bertanya-tanya mengapa seorang pria memakai cincin di kemaluannya, mungkin ini pertanda dia serius menjalin hubungan,” tulis akun tersebut.

Risiko Mengenakan Cincin Penis

Salah satu risiko memakai cock ring adalah jebakan, yang secara efektif mencekik penis. Hal ini seperti dilansir dari Daily Mail juga bisa menyebabkan penis mati akibat kekurangan oksigen jika tidak ditangani dengan cepat.

Dalam kasus yang jarang terjadi, pria membutuhkan anggota tubuh ini diamputasi. Situasi ini menjadi lebih buruk jika mereka menggunakan cock ring logam, karena elastisitasnya kurang – itulah sebabnya mereka cenderung macet.

Sebagai perbandingan, cock ring yang terbuat dari bahan yang kurang kuat, seperti karet, dapat dengan mudah dipotong dalam keadaan darurat.

Petugas medis harus menggunakan bor langsung ke penis pria itu untuk memotong cincin logam dan melepaskan cengkeramannya.

Dr Richard Viney, konsultan ahli bedah urologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Birmingham, mendesak pria untuk menghindari memakai cincin penis yang terbuat dari bahan keras.

“Bahan-bahan yang tidak elastis seperti logam atau plastik keras harus dihindari. Bahayanya akan mengganggu aliran alami darah dari penis yang tegang sedemikian rupa sehingga membengkak berlebihan di luar ring,” katanya.

Ini, jelasnya, dapat menyebabkan cincin penis menjadi tidak bergerak, dengan sebagian penis melewati cincin dan mulai mati karena kekurangan darah segar.

Dr Viney menambahkan bahwa bahkan melepas cincin penis yang keras bukan tanpa risiko, karena diperlukan alat berat untuk memotongnya.

“Pengangkatan cincin penis secara darurat sangat menantang dan bukannya tanpa risiko cedera penis yang signifikan,” katanya.

Profesor Giulio Garaffa, seorang uro-andrologist di International Andrology, sebuah klinik kesehatan seksual pria swasta di London, juga memperingatkan bahwa mengenakan cock ring memiliki beberapa risiko.

Komplikasi ini dapat berkisar dari yang kecil, seperti trauma pada kulit dan jaringan subkutan, hingga yang besar, seperti hilangnya penis setelah pencekikan cincin, katanya.

Dia menambahkan ini terutama berlaku untuk yang terbuat dari bahan seperti logam.

“Jelas cock ring yang terbuat dari bahan non-elastis lebih cenderung menimbulkan masalah, seperti jika tersangkut di pangkal penis, lebih sulit untuk dilepaskan,” katanya.

You May Also Like

Kenapa Gak Bilang Jangan Korupsi

Indonesia – Maraknya gaya hidup mewah para pejabat akhir-akhir ini menjadi perhatian…

32 Tahun Penantian, Juara di SEA Games 32

Indonesia – Keberhasilan Timnas U-22 Indonesia menjuarai SEA Games 2023 dirayakan oleh…

Disebut Wajah Kelihatan Tua hingga Mirip Mpok Atiek, Tamara Bleszynski Buka Suara: Nggak Apa-apa Kan?

Indonesia – Tamara Bleszynski angkat bicara setelah disebut mirip Mpok Atiek oleh…

7 Cara Menggoreng Kacang Mete Renyah dan Tidak Gosong, Lebih Gurih dan Awet

Indonesia – Berkat teksturnya yang renyah dan rasanya yang enak, kacang mete…