Indonesia – Kuih nastar selalu jadi cemilan yang dicari saat Lebaran alias Aidilfitri. Penganan berisi selai nanas ini selalu ada di meja ruang tamu dan disajikan untuk mengunjungi kerabat dan teman.

Sebenarnya apa sih yang membuat kuih nastar begitu spesial di hari raya? Menurut Chef Devina Hermawan yang merupakan keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek, nastar menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa melambangkan kemakmuran.

Arti harfiah kek nastar dalam bahasa Hokkien atau Tionghoa adalah pir emas yang melambangkan kemakmuran. Sama halnya dengan nanas, kalau dilihat bentuknya yang bertumpuk berlapis-lapis juga melambangkan kemakmuran,” kata Chef Devina melalui kanal YouTube pribadinya saat berbagi resep kuih nastar, dikutip Kamis, (13/4/2023). .

Selain maknanya sebagai kemakmuran, pembuatan kuih nastar membutuhkan waktu yang cukup lama. Menurut Chef Devina, momen ini dimanfaatkan untuk mempererat kebersamaan dengan keluarga saat membuat kuih nastar yang kemudian menjadi tradisi.

Sesuai dengan filosofi dan makna masyarakat Tionghoa, kuih nastar pada hari raya Aidilfitri disandingkan sebagai hari kemenangan setelah sebulan berpuasa yang juga berarti kemudahan, kesejahteraan dan limpahan rezeki.

Melansir Asosiasi Koki Indonesia, kek nastar dipercaya sebagai kue kering yang berasal dari negeri kincir angin, Belanda. Nastar berasal dari bahasa Belanda ‘Ananas’ atau nanas dan ‘taart/tart/pie’ yang berarti kue. Hingga masyarakat Indonesia kemudian mengadaptasinya menjadi nastar.

Pada awalnya, karena pie membutuhkan inti blueberry atau apel yang cukup sulit ditemukan di Indonesia, maka dipilihlah nanas sebagai penggantinya.

Selain itu, agar lebih praktis saat dimakan, orang Indonesia kemudian memodifikasi ukuran pie khas Eropa yang selalu disajikan dalam wajan besar menjadi lingkaran-lingkaran kecil.

Kuih nastar ternyata tidak hanya identik dengan Aidilfitri lho. Kue ini sepertinya menjadi sajian istimewa juga di hari raya besar lainnya seperti Imlek dan Natal.

Mengutip dari situs Edukasia, kuih nastar awalnya sebelum menjadi ciri khas masyarakat Indonesia untuk merayakan Hari Raya dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu, kue nastar menjadi oleh-oleh bagi para elit Belanda saat akan mengunjungi keluarga di malam Natal.

Lambat laun masyarakat Indonesia mulai mengikuti tradisi ini dengan memberikan bingkisan berupa kue-kue pada hari raya, termasuk hari raya. (Shilvia Restu Dwicahyani)

You May Also Like

Dibiasain Tidur Tempat Ramai dan Terang

Indonesia – Ria Ricis nampaknya menerapkan pola asuh yang cukup ketat pada…

Anggota DPR Emang Beda! Anak dan Istri Eko Patrio Kompak Pamer Tas Mewah, Total Nilainya Tembus Rp 361 Juta

Indonesia – Istri anggota DPR RI sekaligus komedian Eko Patrio, Viona Rosalina…

Jangan Sampai Bikin Malu dan Nggak Nyaman, Ini Tips Mengenakan Bra yang Tepat Sesuai Bentuk Tubuh

Indonesia – Anda mungkin pernah mengalami kebingungan bahkan rasa malu saat mengenakan…

Mom Shaming Dialami Lebih dari 72 Persen Ibu di Indonesia, Pelakunya Teman hingga Orang Tua Sendiri

Indonesia – Pembahasan tentang ibu yang bekerja Dan duduk di rumah ibu…