Indonesia – Nyelong Inga Simon selama ini dikenal sebagai perempuan adat Dayak yang memiliki akar kuat dalam tradisi budaya Dayak yang melekat pada semua upacara dan tradisi adat Dayak.
Seluruh kehidupan dan aktivitasnya tidak lepas dari isi upacara adat, dengan obat-obatan, dengan makanan, dengan ramuan tradisional Dayak.
Selain itu, Nyelong adalah seorang akademisi, aktivis mahasiswa yang mendidik dan mendorong para pelajar khususnya anak Dayak untuk maju, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Tak heran jika ia akhirnya dipercaya menjadi Ketua Umum Lembaga Wanita Dayak Nasional (LPDN).

Lembaga Wanita Dayak Nasional (LPDN) didirikan sebagai hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) pada Oktober 2022 di Samarinda, Kalimantan Timur.
Saat ini Nyelong juga dipercaya oleh MADN untuk menjadi salah satu Menteri dalam Pengurus MADN periode 2022-2026. Dengan kepercayaan Nyelong Inga Simon oleh MADN, hal ini membuat dia menjadi Ketua Umum pertama Lembaga Perempuan Dayak Nasional.
“Sebuah amanah dan kehormatan besar bukan hanya untuk saya tapi juga untuk perempuan Dayak di seluruh Indonesia yang jumlahnya sekitar 6 juta jiwa. Mudah-mudahan saya bisa menjawab amanah ini dengan penuh tanggung jawab,” kata Nyelong
Nyelong melanjutkan, dalam perjalanannya yang masih sangat singkat membentuk Lembaga Perempuan Dayak di tingkat provinsi se-Kalimantan dan DKI Jakarta, ia telah menangkap semangat dan antusiasme perempuan Dayak yang luar biasa yang telah dan sedang mengikuti berbagai lembaga di daerah tersebut. . tingkat lokal, nasional dan global dalam berbagai bidang pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. Semua potensi tersebut merupakan kekuatan luar biasa yang dapat kita sinergikan dalam satu platform bersama yaitu LPDN.
“Forum perempuan Dayak ini diberi nama “Intan Kanuah Tapusak-Lingu” yang menggambarkan perempuan Dayak dengan kecantikan yang diakui dunia, kecerdasan dan keuletan yang luar biasa. Forum ini bertujuan untuk mengajak seluruh perempuan Dayak mengoptimalkan daya juangnya untuk bangsa dan negara, yang adil, merdeka dan sejahtera,” katanya.
Ia menjelaskan wadah ini sejalan dengan filosofi Rumah Betang, yaitu rumah besar yang menyatukan energi dengan keluarga Dayak untuk bahu membahu membangun kehidupan bersama, maju bersama dan maju bersama.
“Ke depan, LPDN diharapkan menjadi Rumah Betang yang mampu menyatukan seluruh potensi dan kekuatan perempuan Dayak yang menjunjung tinggi semangat gotong royong demi mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat Dayak pada umumnya dan perempuan Dayak pada khususnya dan tentunya Indonesia yang berbasis kearifan lokal,” ujarnya.
Filosofi Rumah Betang harus menjadi modal sosial dan budaya yang telah diterapkan oleh nenek moyang kita dalam menciptakan kehidupan yang harmonis, sejahtera, tanpa konflik, tanpa kekerasan dan bebas stres bagi Masyarakat Adat Dayak.