Indonesia – Kehadiran internet dan media sosial merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, masih banyak yang belum memanfaatkannya dengan benar dan bijak.
Pada segmen masyarakat Gerakan Literasi Digital Nasional Cybercreative (GNLD) di wilayah Kalimantan, Relawan TIK Provinsi Bali, Ni Kadek Dwi Febriani mengingatkan aspek budaya media digital, etika digital juga perlu diperhatikan.

“Bahwa kita harus menyadari bahwa kita berinteraksi dengan orang-orang nyata di jaringan lain, tidak hanya dengan huruf di depan layar monitor tetapi dengan karakter manusia yang nyata,” katanya dalam pernyataan baru-baru ini.
Termasuk media sosial, di mana orang Indonesia rata-rata menghabiskan waktu lebih dari 3 jam di media sosial.
Perhatikan untuk berhati-hati tentang apa yang ingin Anda unggah di media sosial, kritis dan berpikir sebelum mengunggah sesuatu, mengutip sumber ketika mengutip konten yang berkaitan dengan etika dan hak cipta, dan tidak membagikan data pribadi, atau menjaga kesopanan dalam bahasa, dan hati-hati dalam meneruskan pesan.
“Periksa ulang saat menerima informasi untuk izin. Sikap dan perilaku di media digital mencerminkan siapa kita,” lanjutnya.
Sumber lain, Anggota Mafindo Samarinda, Muhammad Aswad mengatakan, selain etika, budaya dalam media digital juga diperlukan. Dimana nilai-nilai dasar Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang mencerminkan masyarakat Indonesia perlu diterapkan dalam interaksi di dunia maya.
“Kita harus menjadi pelaku dalam digitalisasi budaya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi komputer,” kata Aswad.
Berbagai cara dapat dilakukan seperti melestarikan budaya Indonesia melalui penciptaan konten budaya dan pariwisata di Indonesia. Postingan positif terkait budaya seperti kuliner khas dan upaya mencintai produk lokal juga disertakan