Indonesia – Pernikahan Jessica Mila dan Yakup Hasibuan yang digelar dengan adat Batak pada Sabtu (6/5/2023) lalu menarik perhatian banyak pihak. Pasalnya, selain penampilannya yang memukau, wanita berusia 30 tahun itu terlihat begitu cerdas mengikuti beberapa prosesi adat yang membawa makna mendalam di hari spesialnya.
Bahkan, baru-baru ini, Jessica Mila yang berdarah Manado kembali menjadi sorotan saat pertama kali berkunjung ke rumah mertuanya setelah resmi menikah. Hal itu dibagikan dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @peoplelovv1.
Pasalnya, saat itu mertuanya yang merupakan pengacara berpengalaman, Otto Hasibuan dan istrinya telah menyiapkan tradisi boros ni tondi sipir untuk kedua putra dan putrinya yang baru menikah.
Saat itu, Jessica Mila dan Yakup Hasibuan terlihat disambut di depan pintu oleh pihak keluarga. Seketika sang ibu mertua menaruh beberapa butir nasi di atas kepala bintang sinetron Serigala Ganteng itu. Hal yang sama juga dilakukan kepada mertuanya.
Kemudian giliran Yakup Hasibuan. Sembari membacakan doa dan penyambutan kedua putra-putrinya yang baru menikah, terlihat para orang tua juga melempari nasi ke arah mereka.
Sementara itu, baik Jessica Mila maupun Yakup Hasibuan tampak menjalankan tradisi ini dengan penuh suka cita. Mereka tampak tersenyum dan mengikuti ritual. Hal ini pun dikomentari oleh banyak netizen.
“Untungnya Mila punya ibu mertua yang baik, pas di sambut.. Laaah saya,” kata @andaxxxxx.
“Saya pikir karena saya sudah kaya dan terkenal, saya tidak tahu cara membuat nasi, sipir Tondi, dan ternyata saya masih memegang teguh adat,” kata @boruxxxxx.
“Disayang oleh anak-anaknya, diterima dengan baik oleh orang tuanya,” tambah @meixxxx.
“Selain beruntung, Jessmil punya mertua yang baik, salut buat keluarga Pak Otto, udah sekaya dia masih beradab, apalagi sekarang,” kata @itrxxxxx.

Dikutip dari situs One Search, tradisi boras sipir ni tondi merupakan tradisi masyarakat Batak yang biasa digunakan pada acara pernikahan, memasuki rumah baru, pembaptisan anak, dan pemberkatan.
Tradisi ini memiliki makna memberkati ‘jiwa’ kedua mempelai agar tetap kuat dalam membangun rumah tangga dan menjadi penolong atau harapan bagi orang-orang disekitarnya, seperti halnya benih padi yang kuat menjadi harapan dan sumber kehidupan. untuk banyak orang.
Proses pemberian boras ni tondi kepada sipir akan dilakukan dimana nasi akan diletakkan di atas kepala kedua mempelai diiringi dengan doa. Kesimpulan menunjukkan bahwa dengan menabur padi, roh tondi atau kedua mempelai diberkati dan menjadi berkah bagi semua orang, seperti halnya padi bekerja dalam kehidupan sehari-hari.