Indonesia – Pemberdayaan perempuan di dunia kerja membutuhkan dukungan dari lingkungan. Selain dari aturan yang dibuat oleh kantor, dukungan dari sesama perempuan atau yang sering disebut dengan women support women juga sangat besar pengaruhnya dalam melahirkan perempuan yang berdaya.
Menurut Direktur Sumber Daya Manusia Nestlé Indonesia Fahrul Irvanto, dukungan perempuan sendiri sebenarnya bisa menjadi mentor terbaik bagi karyawan perempuan lainnya.
“Mentor terbaik bagi seorang perempuan tentunya adalah perempuan lain yang sudah sukses,” kata Fahrul dalam acara diskusi ‘Semangat Kartini Masa Kini’ di kantor pusat Nestle Indonesia, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
![Ilustrasi wanita karir.[freepik.com/benzoix]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/07/25/37200-ilustrasi-wanita-karierfreepikcombenzoix.jpg)
Namun, sebelumnya harus ada peran aktif dari dinas dalam mengkampanyekan budaya perempuan pendukung perempuan. Dengan begitu, kata Fahrul, lingkungan kerja otomatis akan bermuara pada pemberdayaan perempuan.
“Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa perempuan mendukung perempuan dalam situasi formal dan informal. Ketika kita telah mengubah budaya, mengkampanyekan dan mendeklarasikan bahwa lingkungan kita inklusif, otomatis akan menarik perempuan untuk saling mendukung,” katanya.
Ditambahkannya, dengan adanya dukungan dari kalangan wanita dapat berdampak positif bagi kesehatan mental karyawan itu sendiri karena menciptakan lingkungan yang positif.
“Ketika individu lebih sehat mentalnya maka akan lebih termotivasi untuk berkontribusi, hal ini juga akan mempengaruhi kontribusi dalam bekerja,” tambah Fahrul.
Sebaliknya, perempuan yang berdaya di lingkungan kerja bukanlah ancaman bagi pekerja laki-laki. Di sisi lain, memberikan lebih banyak kesempatan kepada karyawan wanita justru dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan.
Fahrul mengatakan, perusahaan bisa mendapatkan lebih banyak perspektif karena keberagaman gender dan cara berpikir setiap karyawan.
“Ketika ada keragaman di sana, jangan terpaku pada satu sudut pandang saja, sehingga hasilnya menjadi lebih kaya. Budaya keragaman perlu terus kita bina karena keragaman itu suatu keniscayaan, itu sudah ada sejak lama, tinggal bagaimana kami dapat menerimanya dengan baik dan berkontribusi,” tutupnya.