Indonesia – Tidak terasa akhir bulan mulia penuh berkah akan tiba, Ramadhan tahun 1444 Hijriah. Bulan yang penuh keistimewaan dibanding bulan-bulan lainnya, terutama pada sepuluh malam terakhir sebagai puncak ibadah Ramadhan.
Nabi SAW biasanya memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
Hadits riwayat Al-Bukhari menjelaskan bahwa Aisyah mengatakan, ketika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.
“Saya selalu melihatnya beribadah sepanjang Ramadan hingga subuh. Bahwa Rasulullah dan keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam ke-23, 25, 27 khususnya pada malam ke-29.” (HR. Muslim dan Abi Dzar).
Luncurkan dari halaman NU Daring Rabu (12/4/2023), para ulama sangat menganjurkan untuk memperbanyak ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan.
Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in, ada tiga amalan utama yang harus dilakukan umat Islam di sepuluh hari terakhir Ramadhan di antaranya.
Perbanyak Amal
Jika diberikan secukupnya dan berlebihan, lebih baik memperbanyak sedekah, misalnya menyiapkan buka puasa sebanyak-banyaknya. Dan berbuat baiklah kepada keluarga, saudara dan tetangga.
Karena bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al-Qur’an terutama pada malam Lailatul Qadar, maka alangkah baiknya jika kita memperbanyak membaca Al-Qur’an setiap saat dan di mana saja. Kecuali tempat-tempat terlarang seperti toilet.
Itikaf
Itikaf adalah mengheningkan cipta untuk beribadah di masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadhan, seperti yang dilakukan Nabi SAW untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
Amalan-amalan tersebut dilakukan dalam rangka mengharap ridha Allah SWT dan berharap menjumpai malam Lailatul Qadar.
Alasannya, sedekah pada malam itu lebih baik daripada malam tanpa lailatul qadar. (Shilvia Restu Dwicahyani)