Indonesia – Baru-baru ini tangkapan layar seorang guru yang mengirim pesan cabul kepada seorang wanita menjadi viral. Tangkapan layar yang diunggah akun @tanyakanrl memperlihatkan isi pesan sang guru kepada perempuan korban pesan cabul tersebut.
Dalam screenshot tersebut, wanita tersebut terlihat mengunggah Instagram Stories di akun pribadinya. Namun, sang guru yang bernama Either tiba-tiba mengirimkan pesan yang seharusnya tidak mengolok-olok ukuran payudara wanita tersebut
“Tidak ada susu,” tulis guru di tangkapan layar.
![Ilustrasi pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan seksual. [Indonesia/Eko Faizin]](https://media.suara.com/pictures/original/2023/04/13/11708-ilustrasi-pelecehan-seksual-pemerkosaan-kekerasan-seksual.jpg)
Tidak terima dengan perintah guru, wanita itu langsung merespon. Dia menulis, apa yang dikatakan guru bukanlah hal yang benar untuk dilakukan. Wanita itu pun kemudian mengancam akan membuat pesan-pesan cabul yang dikirimkan oleh guru yang bersangkutan.
“Busett. Mengapa guru mengatakan itu, apakah kamu tidak malu memakai topi? Viral gak? Viralih ah padahal kamu tahu di mana harus mengajarkannya,” kata wanita itu.
Namun, bukannya meminta maaf, sang guru justru menyalahkan gaya berpakaian perempuan tersebut. Guru menulis bahwa itu adalah kesalahan wanita karena menunjukkan bagian pribadinya di media.
“Ya, salahmu sendiri yang memulainya, kamu tahu ini di media, malah dipajang, itu salahmu,” jawab guru.
Sementara itu, kata perempuan itu, guru harus bisa menghargai bukan melecehkan. Lagi pula, gurunya memakai topi jadi tidak pantas mengiriminya pesan.
“Walahh, manusia dikasih logika dan jangan dimain-mainkan, harusnya kamu bilang yang sebenarnya, kan malu pakai topi,” jawab wanita itu lagi.
Dalam pesan WhatsApp, perempuan itu kembali mengirimkan tangkapan layar pesan cabul sang guru. Namun, menurut sang guru, apa yang dilakukan perempuan itu terlalu banyak dibicarakan seperti itu.
Adapun pesan-pesan pornografi itu sendiri pada dasarnya masih dapat dimasukkan sebagai pelecehan seksual secara verbal. Mengutip website Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, pelecehan verbal adalah ekspresi seseorang untuk menyerang, menguasai, mencemooh, memanipulasi, dan mempermalukan orang lain serta mempengaruhi kesehatan mental orang tersebut.
Bentuk gangguan verbal yang umum juga bermacam-macam, di antaranya sebagai berikut.
1. Salahkan itu
Pelecehan verbal dapat berupa menyalahkan korban untuk bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Korban akan disalahkan dan dinilai telah melakukan kekerasan karena perbuatannya sendiri.
2. Merendahkan
Meremehkan orang juga bisa menjadi bentuk pelecehan verbal. Mereka sering meremehkan atau memandang rendah orang lain.
3. Kritik
Pelecehan verbal juga bisa berbentuk kritik. Namun, kritik ini menyakitkan dan merendahkan orang lain.
4. Pencahayaan gas
Bentuk lain dari pelecehan verbal adalah gaslighting. Pelecehan ini biasanya membuat korban mempertanyakan penilaian dan realitas mereka sendiri.
5. Penghinaan
Penghinaan juga bisa menjadi bentuk pelecehan verbal. Mereka yang menghina orang di depan umum, keluarga atau orang lain dapat menjadi kasar secara verbal.
6. Manipulasi
Bentuk lain dari pelecehan verbal dapat berupa manipulasi. Pelaku biasanya akan menguasai orang lain dan melakukan penganiayaan dengan cara membuat korban semakin terpuruk.
7. Atribusi
Pelaku yang menulis bahasa yang menyinggung, rendah diri, dapat menjadi bagian dari pelecehan verbal. Hal ini menyebabkan korban merasa sakit hati dan tidak nyaman dengan perbuatan pelaku.
8. Menggoda
Bentuk lain dari pelecehan verbal adalah mengirim pesan genit. Biasanya pelaku menganggap itu humor atau sesuatu yang lucu. Namun, apa yang dikatakan pelaku membuat korban tidak nyaman.
9. Ancaman
Ancaman juga merupakan bagian dari pelecehan verbal. Ancaman dapat berupa ancaman, penguasaan, manipulasi, agar korban melakukan apa yang diinginkannya.
10. Penafian
Penolakan kasih sayang atau perhatian tampaknya juga menjadi bagian dari pelecehan verbal. Biasanya, penolakan membuat korban merasa diremehkan dan menjadi bagian dari pelecehan verbal.