Indonesia – Berpura-pura menjadi bukti cinta dan kasih sayang, tak sedikit pacar yang mengajak pasangan untuk bercinta sebelum menikah. Hati-hati, ini bisa menjadi jebakan bagi buaya darat yang hanya ingin bercinta!
Dalam konten pendidikan kolaboratif, pakar seks dr. Haekal Anshari dan Zoya Amirin mengatakan bahwa ketika seseorang jatuh cinta, otak mengeluarkan dopamin (hormon bahagia), oksitosin (keterikatan), dan phenylethylamine (bucin), atau berpikir bahwa orang yang dicintainya itu sempurna.
“Jadi tahapan jatuh cinta itu passion, intimacy, dan commitment,” jelas dr. Haekal dan Zoya dalam konten yang diunggah pada 8 Desember 2022.
Tingkat gairah, terkait dengan hasrat, romansa, dan ketertarikan fisik dan seksual. Keintiman terkait dengan keterikatan dan kedekatan emosional dengan pasangan.
Kemudian komitmen, hubungan jangka panjang menjaga dan mempertahankan cinta.
Hubungan yang hanya sebatas nafsu pada umumnya, hanya terlihat di awal saja yang berada pada level passion karena mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan perhatian dari orang yang mereka cintai. Berupa menyapa, memberi bantuan, dan mengirimkan makanan atau minuman tanpa diminta dan selalu ingin bersama.
“Cinta pada tahap ini membuat seseorang mampu melakukan segala hal yang terlihat seperti pengorbanan, namun tidak terasa seperti pengorbanan,” jelas Zoya dan dr. Haekal.
Pada tingkat gairah ini lebih mengarah pada rangsangan seksual, seperti gairah, cinta, cinta dan sebagainya.
“Tapi level passion ini ada jangka waktunya, yaitu hanya 18 bulan,”
“Setelah 18 bulan, semua perasaan senang, semangat, semangat dan sebagainya mulai tumpul, seperti saat berada di tahap awal gairah,” lanjut kedua seksolog tersebut.
Jadi jika pada tahap ini Anda merasa hubungan macet, maka hasrat atau keinginan seksual Anda yang sebelumnya lebih besar akan berkurang, maka cobalah mencari sosok lain.
“Cari sosok baru agar bisa kembali merasa bahagia atau bergairah lagi,” pungkas dr. Haekal dan Zoya Amirin.