INDONESIA – Sebuah thread yang viral di Twitter menceritakan tentang program musik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Malang (UM) yang mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian, para relawan hingga ketua panitia diduga dipaksa membayar iuran.
Seperti yang diunggah oleh akun Twitter @um_fess yang menuliskan penyesalannya telah menjadi relawan di acara BEM UM.
“Haha rek um! Untuk pertama kalinya saya merasa sangat menyesal untuk menjadi sukarelawan, semester ini, angkatan 20, saya memiliki banyak kebutuhan, malah disuruh membayar hutang dengan janji-janji manis yang tidak bertanggung jawab. Yakaleek pesan deposit 750k, uangnya dari mana?!!,ā cuit akun tersebut, dengan menautkan tangkapan layar daftar pembayaran dari relawan ke ketua BEM.
Berikut isi daftar biaya yang harus dibayarkan relawan kepada ketua BEM untuk menutupi kerugian acara.
Relawan 100 x 750.000 = 75.000.000
baik 65 x 1.250.000 = 81.250.000
pi 15×1.500.000 = 22.500.000
tupel = 15.000.000
menteri psdm = 6.000.000
bem ketua = 6.000.000
JUMLAH = 205.750.000
Melansir siarpersma.id, rumor adanya masalah di balik konser bertajuk Feskala (Festival Langit) itu muncul sejak 28 Januari 2023.
Acara musik itu sendiri sebenarnya digelar pada 13-14 November 2022 di Graha Cakrawala. Acara yang diprakarsai oleh Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Malang (PSDM BEM UM) ini sukses menghadirkan 5 bintang tamu, salah satunya band ibu kota, HIVI!.
Seharusnya, jika acara musik sukses digelar, maka patut diapresiasi. Namun, banyak masalah muncul setelah upacara selesai.
Salah satu relawan Feskala yang ditemui siarpersma.id mengaku trauma menjadi relawan di sebuah kepanitiaan. Menurut relawan, persiapan acara tidak efektif sejak awal. Mulai dari pemilihan bintang tamu hingga penjualan tiket yang tidak sesuai target.
Relawan pun mengaku heran, acara yang melibatkan 181 panitia dengan rincian 100 panitia relawan dan sisanya panitia BEM UM itu mengakibatkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Awalnya, masing-masing panitia diminta membayar donasi sebesar Rp 100.000 dengan keuntungan berupa kaos panitia dan lanyard.
Namun, penjualan tiket beserta nominal biayanya tidak bisa menutupi kekurangan vendor. Relawan bersama dengan penyelenggara lainnya diminta untuk menjual 20 tiket per panitia pada H-2 acara.
Relawan mengaku sempat mencoba menawarkan tiket kepada teman-temannya. Meski berani menjual dengan harga murah, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Minggu malam (5/2) melalui forum panitia, BEM UM memutuskan untuk menaikkan iuran dengan iuran wajib yang harus dijelaskan oleh seluruh peserta dengan rincian seperti di atas.
Sebelumnya diumumkan pada Minggu (5/2) bahwa penyaluran nominal iuran justru lebih tinggi. Misalnya relawan mencapai Rp 1.250.000/orang, namun turun menjadi Rp 750.000/orang.
Hingga berita ini diturunkan, kasus Feskala BEM UM masih hangat diperbincangkan baik di grup WhatsApp maupun di Twitter. Belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak terkait.