INDONESIA – Rojo Gardens merupakan wisata alam yang berlokasi di Dusun Princi, Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, dimana sebelumnya tempat ini merupakan kawasan wisata petik jeruk, yang kemudian berubah menjadi Rojo Camping Park tour, Selasa (7/02/2023).
Shaiful Hamsyah Nudin mengungkapkan wisata ini sudah dibuka sejak 2018 lalu. Awalnya merupakan kawasan wisata Taman Rojo. Namun, karena sepi pengunjung, jadilah kunjungan ke Rojo Camp Gardens.
“Awalnya tempat ini merupakan kawasan ekowisata Kebun Rojo dan petik jeruk, dan tidak ada perkemahan. Setelah setengah tahun, ternyata minat memetik jeruk semakin berkurang. Kebetulan saat itu Covid juga merusak daerah-daerah tertentu,” ujarnya.
“Tahun 2020 ini kami ubah konsepnya menjadi camping site. Dari namanya Kebun Wisata Rojo menjadi Kebun Rojo. Kami ganti konsep 2 kali, sampai akhirnya jadilah camping ground ini, ternyata cukup banyak peminatnya. Pengunjung, asyiknya ke alam adalah berkemah dan menikmati suasana alam,” kata Udin.
Dikatakannya, kebun jeruk saat itu adalah milik pengelola tempat wisata tersebut yang bekerja sama dengan masyarakat setempat. Dengan luas 30 hektar kebun jeruk.
“Untuk kebun jeruk, ada yang dari kelompok pengelola, dan ada yang dari masyarakat. Artinya kita bekerja sama dengan masyarakat. Jadi, misalnya ketika yang kita punya tidak membuahkan hasil, kita arahkan ke yang menjadi milik masyarakat, untuk melengkapi kekurangan kita,” ujarnya.
Namun, tidak tertutup kemungkinan kedepannya kunjungan kebun jeruk ini akan dilakukan kembali. Sebab, ada program dari Perhutani untuk kunjungan kebun jeruk.
“Ke depan, kami akan terus memetik buah lagi. Karena kita memang menanam jeruk dan sudah masuk kalender program Perhutani untuk percontohan, bagaimana buah ini bisa hidup di hutan. Salah satunya ternyata yang cocok dengan jeruk di sini,” jelasnya.
Shaiful yang biasa disapa Udin menjelaskan, yang dilarang di tempat wisata ini adalah merusak pohon. Untuk melestarikan keindahan dan keindahan alam tempat ini.
“Larangan paling ketat adalah untuk pohon. Karena kita jaga keindahan alam, jangan ambil dahan, kecuali ada yang kering. Kemudian dari Perhutani sendiri ada larangan khusus untuk tidak menebangnya. Untuk menghidupkan kembali satu pohon ini butuh waktu puluhan tahun,” katanya.
Udin juga menjelaskan, ada fasilitas yang bisa digunakan seperti toilet, mushola, air bersih, lampu atau listrik dan lahan umum. Selain itu, pada malam hari pengunjung dapat menikmati pemandangan lampu kota.
“Kawasan khusus yang menjadi favorit adalah view lampu kota atau view seluruh kota Malang. Jika Anda bisa melihat matahari terbit di pagi hari, Anda juga akan disuguhi Gunung Semeru, dan di sebelah utaranya adalah Gunung Arjuno. Kemudian di area atas banyak kegiatan outbond yang bisa dilakukan,” jelasnya.
Dikatakannya, biaya yang dikenakan untuk camping trip kali ini berbeda-beda. Mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Wisata ini ramai pada akhir pekan.
“Sistem di sini tidak menghitung tiket, karena kami belum mengeluarkan tiket. Tidak ada surat dari Perhutani sendiri. Jadi, untuk saat ini kami menggunakan layanan tersebut. Misalnya layanan dan fasilitas penyimpanan mobil,” ujarnya.