Indonesia – Seorang ilmuwan bernama Frank Hoogerbeets meramalkan bahwa Indonesia akan mengalami gempa dengan magnitudo 7. Hal ini menjadi perbincangan di media sosial dan di berbagai media massa. Masalahnya apakah gempa bumi bisa diprediksi seperti yang dialami Frank?
Dilaporkan dari worldatlas, halaman tersebut memperingatkan bahwa jika kita mendengar seseorang mengatakan mereka dapat memprediksi gempa bumi, kita harus skeptis. Meskipun gempa bumi sering terjadi, hampir tidak mungkin diprediksi secara akurat.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa ramalan gempa yang sebenarnya harus mengandung tiga elemen. Ini harus mencakup tanggal dan waktu gempa akan terjadi, lokasi gempa yang tepat, serta seberapa besar gempa tersebut. Semua elemen tersebut sulit diprediksi secara akurat.
Sementara itu, peneliti Belanda yang membawahi Solar System Geometry Survey (SSGEOS), Frank Hogerbeets mengatakan, ada kemungkinan aktivitas seismik di beberapa wilayah di Indonesia antara lain Sulawesi, Halmahera dan kemungkinan Laut Banda. .
Alasan mengapa prediksi gempa tidak dapat diandalkan
Situs worldatlas mengungkapkan bahwa planet kita terbentuk dari bongkahan batu besar yang disebut lempeng tektonik. Pelat-pelat ini seperti potongan puzzle yang menyusun kerak bumi, dan lebarnya bisa beberapa ratus kilometer, hingga lebarnya ribuan kilometer.
Lempeng tektonik juga bisa setebal kurang dari 15 km, atau lebih dari 160 km. Daerah pertemuan dua lempeng disebut garis patahan.
Saat gempa terjadi, dua lempeng tektonik bertabrakan. Lempeng bumi selalu bergerak, meski hanya sedikit. Panas dari inti bumi mendorong lempeng bergerak. Semua pergerakan ini terkadang menyebabkan lempeng bergerak secara drastis, yang dapat mengakibatkan gempa bumi.
Sebelum gempa terjadi, terkadang ada tanda-tanda akan terjadi. Terkadang retakan yang lebih kecil muncul di kerak bumi. Ini dapat menyebabkan banyak hal terjadi. Air tanah dapat naik melalui retakan baru, dan lebih banyak radon, gas radioaktif di dalam tanah, juga dapat dilepaskan ke sumber air setempat. Bahkan mungkin ada perubahan dalam aktivitas elektromagnetik lingkungan. Terkadang burung dan hewan juga dapat menunjukkan perilaku aneh tepat sebelum terjadi gempa.
Semua tanda ini terdengar seperti cara yang baik untuk memprediksi bahwa gempa akan terjadi. Masalahnya, para ilmuwan mengatakan bahwa beberapa gempa terjadi tanpa tanda-tanda peringatan dini tersebut. Oleh karena itu, tanda-tanda tersebut bukanlah indikator yang dapat diandalkan untuk memprediksi gempa bumi.
Memprediksi secara detail kapan, di mana, dan dengan magnitudo berapa gempa akan terjadi adalah hal yang mustahil. Robert Geller, seismolog Amerika di University of Tokyo, Jepang, mengatakan “Semua orang tahu gempa tidak bisa diprediksi dengan pasti dan presisi,” katanya seperti dikutip dari bbvaopenmind.
Itulah jawaban atas pertanyaan apakah gempa bumi dapat diprediksi.