Indonesia – WhatsApp menyerang Telegram melalui Will Cathcart, kepala WhatsApp di Meta.
Cathcart mengutip sebuah artikel oleh Wired dan kritiknya sendiri terhadap penerapan enkripsi ujung ke ujung (E2EE) Telegram.
Itu belum diverifikasi secara independen, kata Cathcart, dan ada kekurangan lainnya.
Dia menyebutkan misalnya, itu tidak diaktifkan secara default dan E2EE tidak tersedia untuk obrolan grup (karena masalah yang ditimbulkannya saat mencadangkan data Anda, menurut Telegram itu sendiri).
Dilaporkan oleh halaman GSMArenaRabu (15/2/2023), tim Telegram punya kritik tersendiri terhadap WhatsApp.
Misalnya, opsi untuk mencadangkan obrolan ke Google Drive secara efektif menonaktifkan enkripsi karena pencadangan tidak dienkripsi dan lembaga pemerintah dapat meminta data ke Google alih-alih WhatsApp.
Tentu saja, demi kepentingan kedua belah pihak untuk mengklaim bahwa layanan mereka lebih unggul dari yang lain.
Artikel Wired juga layak dibaca, ia menceritakan beberapa contoh otoritas Rusia yang tampaknya memiliki akses ke obrolan Telegram rahasia.
Terlebih lagi, API lokasi Telegram dikatakan cacat dan dapat memberikan lokasi pengguna hingga radius sekitar 3km/2b.
Telegram mengerjakan ulang API tetapi mungkin tidak benar-benar menyelesaikan masalah ini.