Indonesia – Pertumbuhan perusahaan start-up di Indonesia berkembang pesat.
Sayangnya, semua itu justru menimbulkan masalah lain yakni pasokan tenaga ahli IT di Indonesia.
Belum lagi masalah proses rekrutmen yang juga terkait dengan headhunter berpotensi tinggi.
Tidak hanya itu, membangun support system untuk tim IT juga tidak mudah, membutuhkan adopsi teknologi, manajemen kualitas produk, dan proses integrasi produktivitas antar tim IT umumnya memakan waktu lama.
Ini berarti startup yang ingin tumbuh lebih cepat akan lebih sulit untuk dipantau dan dipelihara.
Akhirnya, banyak startup mengambil jalan tol dengan merekrut talenta IT top dari kompetitor dengan tawaran gaji selangit.
Situasi ini menyebabkan beban gaji awal bertambah, sedangkan kehadiran talent IT belum tentu menyelesaikan masalah.
Berkaca dari banyaknya tantangan dalam mencari talent IT lokal, beberapa startup memilih untuk merekrut konsultan IT dari luar negeri, seperti India.
Harapannya, konsultan dari luar negeri bisa lebih mumpuni karena sudah sering mengerjakan proyek di luar negeri dan tidak bermasalah dengan bahasa dan budaya.
Hal inilah yang menginspirasi Barito Integra Teknologi (BIT), sebagai konsultan pengembangan perangkat lunak, untuk mengatasi masalah tersebut.
Prasetyo Gema, Chairman dan Co-Founder Barito Integra Teknologi mengatakan, dengan pengalaman di level enterprise, pihaknya siap membantu start-up yang menghadapi masalah untuk meningkatkan bisnisnya dengan menyediakan talent IT yang mumpuni sesuai kebutuhan.
“Kita tahu semua best practice untuk mendorong startup tumbuh lebih cepat. Alhasil, sepanjang tahun 2023, akan ada peningkatan 2-3 kali lipat permintaan dari klien untuk membentuk tim IT di startup dan perusahaan besar,” ujarnya.
